Second Challenge: Ta’aruf
Selamat Pagi Saudara! Pengunjung baik hati yang semoga dirahmati
Tuhan J
Salam kenal, nama terang saya
Nabela Atika Sofia. Saya ingin sekali punya nama pena, tapi nanti. Untuk
sementara, nama pena saya belum ada karena rencananya besok mau berkolaborasi
dengan nama suami. Tapi apa mau dikata, sampai dengan detik ini Sang Maha Cinta
tidak kunjung memberi aba-aba. Tak mengapa, artinya saya masih punya banyak
waktu untuk membuat masakan saya yang seringkali ra ngalor ra ngidul untuk lebih punya arah. Punya visi ke depan.
Saya juga masih punya kesempatan untuk mempelajari ilmu parenting, accounting, serving, dan berbagai multidisiplin lain yang
nantinya akan menunjang karir saya sebagai Ibu yang baik. Yah.. mumpung belum
ada seorang manager rumah tangga idaman yang meminta saya mengisi lowongan di
hatinya. Uwuwuu. Oke sebelum baper, lanjut.
Selanjutnya, apa disini ada yang
pernah melihat pertunjukkan Reyog Ponorogo? Atau setidaknya mendengarlah.
Siapa? Anda? Mantaap. Saya belum pernah melihat aslinya soalnya.
Oke, meski katanya Reyog itu seram.
Tapi saya tetap berani lahir di Ponorogo. Kira-kira tiiit(maaf sensor) tahun silam. Sebagai anak pertama dari pasangan
Ahmad Masruri dan Khuriyatul Ainiyah, menurut akte sih begitu. Saudara saya
tiga, sehingga total jika semua berkumpul ada enam orang di dalam rumah.
Istimewanya, meski sudah menginjak kepala lima, Ayah saya tetap menjadi orang
paling tampan diantara kami berenam. Tepat, apalagi kalau bukan karena istri
dan semua anaknya perempuan. Tiap kali ditanya, “Saya ndak suka pedas soalnya”,
sambil terkekeh Ayah saya menjawab. Saya sendiri belum pernah mendengar
penelitian manapun soal suka pedas dan jenis kelamin anak. Wallahua’lam.
Oh iya, meskipun bertempat lahir di
Ponorogo, namun kami hijrah ke salah satu Kota Wali. Tuban namanya. Ada yang tahu?
Bagi yang belum, saya persilakan mampir rumah. Lumayan lho wisatanya, ada
banyak sekali pantai, air terjun, goa, wisata religi Sunan Bonang, ada juga
kelenteng yang mendapat predikat terbesar di Asia Tenggara. Asik nggak tuh..?
hehe
Saya termasuk kategori manusia
modern yang masih mempertahankan kebudayaan nenek moyang, yakni berupa hidup secara
nomaden, alias berpindah-pindah tempat. Pada jenjang sekolah dasar, saya tempuh
di salah satu Madrasah Ibtidaiyah di desa sebelah. Kemudian saya melanjutkan
belajar di salah satu SMP berasrama di Kota Bojonegoro. Setamat SMP, saya
bergeser sedikit untuk menyelesaikan SMA di Kota Soto, Lamongan. Terakhir, sampai
sekarang saya masih belajar di salah satu kampus di Surabaya. Alhamdulillah saat
tulisan ini dibuat saya masuk semester empat. Jurusan yang saya ambil adalah
Analis Medis. Ada yang tahu? Saya saja baru tahu waktu masuk. Garis besarnya,
saya belajar tentang segala tetek bengek
laboratorium medis.
Mimpi saya banyak, tapi eman mau saya tulis sekalian, buat
cadangan ide soalnya. Hehe.
Apalagi ya? Saya kira cukup. Sekian
taaruf singkat ini, bagi yang serius boleh pc kok. Lhoh? Hehe. Bercanda mbk, mas.. Saya sebenarnya malu disuruh
kenalan-kenalan gini, waktu nulis ini saja wajah saya tutupin bantal. Tapi tak
apa lah, sesekali. Demi ODOP. Sampai jumpaaa !! Terimakasih telah mampir. J
#OneDayOnePost #HariKeenam #SemangatIstiqomahManfaat
Wah, kita sama...., semester empat.. hehe
BalasHapussalam kenal ya mba Nabela...
Asyiiiik jomblo. Cessss
BalasHapusSalamm kenal nabela
BalasHapusSalamm kenal nabela
BalasHapusWah.. Tuban.. aku pernah ke sana loh mbak..^_^
BalasHapusIyaa? daerah mana mba?
HapusAti2 sama mas Gilang ya mbak.. Hahaha
BalasHapusmas gilang main cess aja hahha
BalasHapussalam kenal mbk Nabela ..
saya juga semester 4 (kalo percaya) hahha
Wah sy pernah ziarah ke makam Sunan Bonang di Tuban mba Nabela
BalasHapuswalah iya mba deasy, kota wali, banyak berkah hehehe
HapusWiih, Ampun Bang Gilang :D
BalasHapusSalam kenal juga semuanyaa :))
BalasHapusSalam kenal Nabela...
BalasHapus