“Benjolannya sakit? Tidak. Berarti Jinak”
Itu judul atau apa ya? Ndak kreatif
banget, hehe. Itu memang bukan judul kok, namun vonis saya kepada Ibu saya
suatu ketika. Apa? Vonis? saya bukan dokter pun hakim padahal, hehehe. Namun itulah
yang terjadi di masyarakat. Banyak sekali hal-hal kurang benar seputar medis
yang diyakini turun-temurun. Dengan modal rujukan “katanya”, banyak orang
menangani suatu gejala penyakit dengan “mandiri”. Tanpa perlu konfirmasi meski
hanya sekedar nggugel benar tidaknya
informasi tersebut.
Dan kali ini, ingin rasanya
mengulas sedikit informasi dari salah seorang dosen saya. Yang suatu ketika
kami dipertemukan dalam sebuah kelas Patologi Anatomi. Dalam kesempatan itu,
Beliau meluruskan beberapa mitos mengenai keganasan atau yang lazim kita kenal
dengan kanker. Whuaa.
Penyakit
Kanker atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan istilah neoplasma ganas
merupakan salah satu penyakit yang sedang booming
saat ini. Jika dahulu sewaktu kecil saya hanya melihat orang sakit kanker dari
film televisi atau tokoh-tokoh novel, maka sekarang penyakit tersebut mulai muncul
di lingkungan nyata sekitar saya. Kasusnya pun bermacam-macam. Salah satu teman
SMP, harus menutup usia pada angka 13 tahun akibat kanker ovarium yang
sebelumnya dianggap infeksi usus. Lain halnya dengan teman SD, yang
menggegerkan satu desa gara-gara disangka hamil. Usut punya usut, jaringan
tumor jinak seukuran bayi mengisi perutnya. Belum lagi cerita-cerita dari para
tetangga.
Berbicara
soal keganasan, sebenarnya tidak selamanya kanker atau tumor ganas mematikan,
seandainya neoplasma ganas tersebut terdeteksi sejak awal dan segera ditangani
tentu harapan untuk sembuh akan lebih besar. Sebaliknya, meskipun tergolong
jinak, jika jaringan tumor tersebut tumbuh pada organ-organ vital semisal otak,
maka resiko yang ditimbulkannya juga tidak main-main.
Kembali
soal mitos, konon perihal membedakan bagaimana mengenali gejala neoplasma ganas
dan jinak, masyarakat kita, termasuk saya sebelum bertaubat, sudah punya
pedoman. Kira-kira seperti ini, Jika ada benjolan tidak normal di tubuh dan itu
tidak sakit saat ditekan atau diraba, maka tidak perlu khawatir, itu tumor
jinak. Begitu juga, ketika benjolan tersebut motil atau bisa bepindah-pindah
tempat saat diraba maka tumor jinak.
Lalu
apa memang demikian? Ternyata tidak sepenuhnya benar. Perkara sakit atau tidak,
hal itu tergantung apakah sudah mengenai saraf atau belum. Sedang masalah motil
atau nonmotil juga tidak bisa menjamin ganas maupun jinaknya tumor. So,
tindakan paling aman adalah sesegera mungkin membawanya ke dokter jika
menemukan benjolan abnormal dalam tubuh. Tidak berhenti disitu, lebih aman
lagi, kita juga harus memastikan sampel pemeriksaan tersebut akan sampai pada
uji PA (Patologi Anatomi), dan meminta penjelasan mengenai hasil tersebut. Lagi-lagi
banyak kasus. Satu dari sekian, ada pasien kanker kulit, memeriksakan kankernya
yang sudah menyebar. Ndilalah, kanker
induknya dahulu berupa “tahi lalat” yang pernah dioperasikan ke dokter begitu
saja.
#OneDayOnePost #HariKetiga #SemangatIstiqomahManfaat
Bener banget.. aku termasuk yang suka menangani masalah kesehatan secara mandiri gara-gara males ke dokter..😂😂😂
BalasHapuswkwk, berarti harus segera dibiasakan lebih aware nih mb :))
HapusMba nabela dokter ? Kereeeen
BalasHapusbukan bang gilang. Jurusan saya beda. Hanya sekampus sama calon-calon dokter. hihi
HapusInformatif sekali tulisannya. Terimankasih Nabela. :*
BalasHapusIni ilmu yang sangat bermanfaat. Terima kasih Mbk Nabela
BalasHapusDapet ilmu baru nih mengenai tumor,, mkasih sharingnya kk
BalasHapusTerima kasih kunjungannya semua. saling bagi info seputar bidang yang digeluti seru nih kayanya.
BalasHapusGantian BW ah.. hihi