Pelajaran Mutan

Sebut saja Prof. Ratman, doktor ahli mutasi terkenal. Tidak hanya di kampus, tetapi juga seantero dunia saintek tanah air. Penemuannya di bidang utak-atik tanaman sudah sekian-sekian. Dan betapa beruntungnya, hari ini beliau mengisi kuliah di kelas Hasan. Kurang hoki bagaimana, sekali registrasi untuk mengikuti seminar beliau saja rasanya cukup untuk uang saku satu bulan. Tapi kali ini berbeda, geratis tis, beliau telah terikat kontrak dengan penanggung jawab mata ajar Biologi. Ah, mahasiswa memang luar biasa.  

Kelas mendebarkan itu pun tiba. Baliau masuk, tapi tidak sendirian. Tepat di belakang Prof. Ratman, menyusul sebuah kereta dorong mini, bentuk-bentuknya mirip trolly supermarket yang berisi barang belanjaan. Bedanya, sekarang trolly itu ditempati tanaman-tanaman yang masih asing di mata Hasan dan teman-temannya. Ada anggur sebesar jeruk, ada jeruk sebesar semangka, ada juga satu pohon yang buahnya dua macam. Kali ini, mahasiswa yang katanya luar biasa tadi, kompak membentuk angka nol besar pada mulut mereka. Tercengang dengan sempurna.
            
    “Selamat pagi, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, beliau membuka kelas.
“Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh”, jawab mereka koor dengan perhatian tetap terpusat pada tanaman-tanaman ajaib itu.

Selanjutnya, Prof. Ratman memperkenalkan diri. Tak lupa juga memperkenalkan tanaman-tanaman hasil riset yang dibawanya. Orangnya menyenangkan, pembawaanya tenang, bahasanya mudah difahami dan suka bercanda. Tak butuh waktu lama untuk membuat seisi kelas hanyut dalam pembahasannya. Sesekali terdengar gelak tawa. Sesekali, beliau juga bercerita perjuangannya waktu kuliah dulu. Tanpa terasa, seluruh materi mengenai mutasi, rekayasa pangan, berikut keuntungan serta bahayanya selesai diberikan. Sebagai penutup, beliau membuka sesi tanya jawab.

“Sekarang, apa ada yang ditanyakan?”

Semua mahasiswa terdiam. Saling memperhatikan. Sebagian mereka sebenarnya ingin sekali bertanya, tapi segera urung karena takut pertanyaannya tidak berbobot. Ah, sepertinya inilah salah satu penyakit kronis mahasiswa di tempat Hasan. Kuatir dikira tidak bisa. Padahal memang belum apa-apa.

Beberapa saat, Hasan mengangkat tangan. Memberanikan diri.

“Terima kasih Prof, Perkenalkan saya Hasan. Jadi begini Prof, saat ini kan teknologi sudah semakin maju. Termasuk juga di bidang pangan dengan berbagai penemuan baru. Jadi maksud saya, saat ini sudah jarang sekali bahan pangan yang alami dan aman untuk jangka panjang. Seperti yang kita tahu, buah atau sayur segar saja sekarang sudah banyak yang direkayasa sedemikian rupa. Sudah banyak zat-zat kimia berbahayanya. Nah, Sebagai orang yang ahli dalam bidang ini, bagaimana cara Prof. Ratman mencegah dampak buruk yang nantinya mungkin akan ditimbulkan prof? Terima kasih sebelumnya”, Hasan mengakhiri pertanyaannya. Prof. Ratman mengangguk-angguk sembari tersenyum.

“Siapa tadi namamu? Hasan ya?”

“Iya Prof”

“Pertanyaannya bagus. Baiklah, langsung saja saya jawab saja ya. Jadi untuk menghindari bahaya dari makhluk-makhluk mutan tersebut, jujur saya pribadi tidak melakukan apa-apa, saya tetap makan kayak orang-orang pada umumnya. Pakek piring, pakek sendok. Ya kayak biasanya.”, tutur beliau sambil tertawa ringan, lalu diikuti kelakar beberapa mahasiswa. Hasan sendiri salah tingkah, merasa dipermainkan.

Setelah suasana kembali tenang, Prof. Ratman melanjutkan,

“Kalian ini bagaimana, jaman sekarang mana mungkin kita bisa bersih dari mutan-mutan itu. Kalian tiap hari makan nasi kan? Ndak jauh-jauh, Itu mutan lho. Hasil rekayasa juga. Jaman dulu mana ada padi yang tiga bulan sudah bisa panen, mana ada tanaman padi yang tingginya selutut? Nggak ada, mas. Jadi menurut saya nggak perlu takut lah ya, kalau pingin apa, ya makan aja sewajarnya. Oh iya, ada lagi, saya ada satu resep manjur, Ada yang tau?”, Prof. Ratman sengaja menghentikan kalimatnya, menunggu reaksi mahasiswanya.

“Kita punya Tuhan, nak. Santai aja, biar Dia yang njaga. Caranya : Baca doa sebelum makan! Dari TK sudah disuruh hafalan kan ya?”

Seluruh mahasiswa manggut-manggut sambil tersenyum.


#OneDayOnePost #HariKeEmpatBelas #SemangatIstiqomahManfaat

  

    

Komentar

  1. Ini nyata mbak nabeela??

    Kalo nyata keren banget kali ya punya dosen kek gitu😅

    BalasHapus
  2. Cerita edukatif ini cukup menarik kak..

    Tran Ran

    BalasHapus
  3. jangan lupa berdoa seblum makan :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado pernikahan (2)

Kunjugan Kartini

Bulan Ketiga Belas (2)