Maafkan Aku
Sejak pulang kerja, Imaf mondar-mandir di ruang tamu. Sebelas kali ia menelpon Nisa, namun selalu berakhir dengan jawaban yang sama dari operator. Sebenarnya Nisa sudah sms pukul sepuluh tadi, meminta izin untuk menengok ibunya. Saying sekali waktu itu Imaf tidak menghiraukan karena masih sibuk dengan kliennya, selain itu ia juga masih jengkel dengan istrinya akibat keributan kecil sebelum ke kantor tadi pagi. Di mata Imaf, istrinya sekarang sulit sekali di ingatkan, berbeda dengan awal-awal menikah dulu. Sebenarnya Imaf tidak begitu ambil pusing saat tahu Nisa memutuskan naik bus sendiri tanpa menunggu jawaban darinya. Nisa sudah beberapa kali melakukannya. Yang membuatnya khawatir adalah telepon dari Ibu mertuanya, beliau malah bertanya apakah anaknya sudah berangkat atau belum, mengaku nomor Nisa tidak bisa dihubungi. Biasanya Nisa selalu memberi kabar kalau sudah sampai, namun tadinya ia pikir istrinya juga masih marah karena sms yang ia acuhkan. Baru saja Imaf bersiap u