Tapi Inilah Proses
Namanya manusia, mahakarya Tuhan yang diizinkan punya banyak
keinginan dan kebebasan untuk mewujudkannya, tentu dengan catatan tidak lepas
dari koridor-koridor yang telah ditetapkanNya. Setiap mereka punya mimpi dengan
alasan masing-masing. Punya misi sendiri-sendiri untuk menggapainya.
Seseorang yang bermimpi untuk menjadi seorang penulis
misalnya, dengan alasan ada passion disana, ia berjanji akan mendapatkannya.
Menyadari keinginannya itu tidak mudah, maka mulailah ia membuat sebuah rencana.
Diawali dengan mendatangi berbagai seminar kepenulisan, mengikuti beragam lomba
menulis, bergabung dengan banyak komunitas, hingga menjalankan komitmen pribadi
seperti mewajibkan diri membaca buku setiap hari, rutin mengunjungi blog-blog
terkenal, atau pun menulis setiap hari dan sebagainya.
Di masa-masa awal perjanjian dengan diri sendiri tersebut,
tentu semangat masih sangat membara. Begitu yakin melalui rencana besar itu mimpinya
akan segera menjadi kenyataan. Maka mati-matian ia mulai mendisiplinkan diri.
Tidak peduli beberapa pekerjaan terbengkalai asal rencananya berjalan sesuai
harapan. Tidak masalah meski pulang larut malam, tetap berusaha melakoni
perkara wajib ain nya. Tak lupa, bait-bait doa yang diselipkan tiap selesai sembahyang.
Namun, hukum tak ada yang abadi tetap saja manjur. Hari demi
hari, pelan-pelan semangat itu akan menyusut. Perlahan, hal-hal yang ingin
dirutinkan itu melahirkan kejenuhan. Kemudian beroleh cucu sebuah rasa malas. Penyebabnya
berbagai macam, ada yang semakin tidak sempat karena padatnya aktivitas. Ada
yang karena terlampau kecewa mengingat tidak satu pun naskah yang dilombakan
berbuah manis. Yang lebih berbahaya, ada juga yang mulai meragukan kemampuan
diri.
Hampir semua orang rasanya, baik pemilik mental pemenang
atau pun pecundang, di suatu titik pasti akan bertemu fase berat itu. Terdengar
sangat manusiawi karena memang kita manusia. Hanya saja, si pemenang tidak akan
menyerah begitu saja, ia akan tetap mempertahankan misinya walau harus
kelimpungan menemukan diri. Ia tidak membiarkan rasa malas itu berlama-lama
merengkuhnya. Ia juga akan segera bermuhasabah, mencari-cari akar penyakit,
lalu memulihkan gairah untuk kembali beranjak mengejar mimpi.
Demikianlah proses, inilah yang akan menjadi bagian paling
manis saat dikenang. Bagian paling membahagiakan saat diceritakan. Serta bagian
paling menjadi sebab syukur karena tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Selamat menikmati proses !
#OneDayOnePost
#SemangatIstiqomahManfaat
Bener sekali, setiap proses dalam lembar kehidupan kita harus kita nikmati
BalasHapusBener sekali, setiap proses dalam lembar kehidupan kita harus kita nikmati
BalasHapusBagus sayang jadi termotivasi lagi.
BalasHapusMaksudnya sayang kalo tulisanya ndak di share, buat motivasi orang lain. Hehe
BalasHapusom Kasino bilang "gile lu Ndro"
BalasHapusalias bagusss banget :)
Semangat terus untuk menulia mba. Sirami semangatnya
BalasHapusHoreeee.... Saya teridentifikasi sbg manusia. Hhaaa
BalasHapusBetul sekali mb.
BalasHapusBetul....proses adl bagian terindahnya...
BalasHapus