Sepucuk Surat Imajiner

Assalamualaikum, Qurrota A’yun.. J

Apa kabarmu di surga nak? Lagi sibuk apa? Pasti lagi becandaan sama para malaikat ya?
Alhamdulillah.. Bunda seneng ngebayanginnya. Kamu belum hadir aja bunda udah kangen kronis. Setiap ada anak kecil deket Bunda, bawaannya pengen cepet-cepet dibawa pulang, sampai-sampai lupa kalau di kamar kos belum ada Ayahmu. 

Hidup ini butuh motivasi, sayang. Jadi boleh ya kamu jadi salah satu motivasi Bunda buat tetep belajar lebih baik, tidak masalah meski Bunda sendiri tidak tau apakah besok berkesempatan memilikimu atau tidak.. Yang jelas Bunda sadar kalau menerima dan membesarkanmu nanti tanggung jawabnya besar, jadi harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari.  

Tadi pagi Bunda kuliah Bakteriologi, di situ Bunda disuguhi dosen video balita yang sedang sakit batuk pertussis. Kasihan sekali, nak. Batuknya hebat sampai-sampai tidak ada suaranya, selain itu ada seperti bunyi mengi sewaktu dia tarik nafas di sela-sela batuknya. Kata dosen Bunda, kemungkinan balita itu tidak divaksin pertussis waktu kecil, atau bisa juga akibat tidak diberi ASI atau sudah diberi tapi gizi Ibunya tidak bagus. ASI itu penting untuk imunitas bayi. Semoga ASI mu besok lancar ya, nak? Kamu juga harus mau di vaksin.

Sore harinya, kebetulan Bunda nonton video ceramahnya ustadz Salim A. Fillah. Judulnya ‘Pendidikan Anak dalam Islam”. Sayangnya di akhir video Bunda ketiduran. Maaf ya sayang, besok deh Bunda mau lihat sekali lagi.

Tapi ada beberapa pelajaran yang sempat Bunda catat, diantaranya tentang bagaimana mengenalkanmu kepada Tuhan kita. Dari sana Bunda faham, jika sebaiknya mulai intens mengajarimu sholat dan kewajiban-kewajiban lainnya ialah saat kamu sudah menginjak tahun ke tujuh, lalu mulai tegas ketika kamu sudah sepuluh tahun. Sedangkan sebelum itu, ada hal lebih penting yang harus Bunda lakukan. Yaitu tentang perkenalanmu dengan Allah. Ustadz Salim menuturkan kalau Bunda harus membuatmu mencintai Allah dulu sebelum menyuruhmu melaksanakan perintahnya. Caranya yaitu dengan mengenalkan betapa besar kasih sayangnya kepada kita, juga tentang bagaimana tidak terbatasnya pengawasan Allah kepada kita. Surat Ali-Imran rujukannya, doakan semoga lain kali Bunda diberi kesempatan untuk mempelajari surat tersebut.

Bunda juga tidak boleh sekali pun berkata, “Jangan gini, nak. Allah nggak suka” atau “kalau Bunda sholat jangan ramai nak, nanti Allah marah” dan peryataan-pernyataan  sejenis. Intinya semua perkataan yang akan membuatmu terpaksa dan tidak ikhlas nantinya. Hmm, semoga Bunda bisa ya, sayang?  

Sebenarnya masih banyak sekali yang ingin Bunda ceritakan. Tapi rasanya ini sudah larut malam, Bunda takut kamu tidur terlalu malam, sehingga besok sulit dibangunkan untuk jamaah shubuh bersama penduduk surga. Jadi, lain kali saja kita lanjutkan ya sayang..

Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imama. Amiin.      

Salam rindu dari Bunda.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.


#OneDayOnePost  #SemangatIstiqomahManfaat

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado pernikahan (2)

Kunjugan Kartini

Bulan Ketiga Belas (2)